Islam menyatakan: “perbedaan itu rahmat”
Indonesia mengatakan: “bhineka tunggal Ika”
Let’s see ‘bumbu dapur’ yang terdiri dari bermacam-macam jenis yang tidak sama tapi mereka dikumpulkan bersama-sama dan menghasilkan citarasa yang lezat dari ketidaksamaan mereka. Coba bayangkan jika… bumbu dibuat hanya dengan 1 jenis saja, misalnya cuma pake kencur saja 1 jenis… akankah bisa lezat? Atau bayangkan jika.. bumbunya cuma pake bawang saja 1 jenis, meskipun ini jenis bumbu yang paling sedap, tapi.. akankah bisa lezat? Adalah ‘Bumbu Dapur’ yang bisa menciptakan citarasa lezat berkat bumbu-bumbu yang berbeda-beda.
Pun juga kita di satu lingkungan dengan beberapa ketidaksamaan, baik dari ras, suku, bahasa, dan sampaipun di keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam satu agama yang sama pun bisa berbeda-beda.
Perbedaan di Indonesia kita lebih jelas lagi, dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah memiliki keunikan tersendiri dalam hal adat istiadat, bahasa, dan seni budaya. Keberagaman etnis seperti Jawa, Sundanese, Batak, dan Papua, serta keberagaman agama seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha, memberikan warna-warni luar biasa dalam keseharian masyarakat Indonesia. Perayaan hari raya agama, upacara adat, dan festival budaya menjadi momen yang meriah dan menyatukan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.
Meskipun Bhineka Tunggal Ika menjadi kekayaan Indonesia, tetapi juga memberikan tantangan tersendiri. Perbedaan yang ada bisa menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan bijak. Oleh karena itu, penting untuk terus memupuk sikap toleransi, saling pengertian, dan menghormati keberagaman. Hanya dengan sikap ini, Indonesia dapat terus menjaga keutuhan dan harmoni di tengah keberagaman yang dimilikinya.
Pendidikan memegang peran kunci dalam memahamkan generasi muda tentang makna Bhineka Tunggal Ika. Kurikulum yang mencakup nilai-nilai kebhinekaan, serta edukasi tentang budaya dan agama yang beragam, dapat membentuk generasi yang menghargai perbedaan dan siap menjaga persatuan.
