Ngegandrung, yakni tradisi menari Gandrung sudah dipentaskan sejak ratusan tahun yang lalu.
Tarian Suku Osing ini konon awalnya diperuntukkan sebagai wujud rasa syukur atas panen hasil pertanian rakyat.
Kata Gandrung diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan (penamaan daerah Banyuwangian) yang agraris kepada Dewi Sri atau Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Dalam perkembangan kekiniannya, adalah Tari Jejer Gandrung Menur ditarikan para gadis yang diperuntukkan sebagai tarian selamat datang atau pembuka acara.
Terinspirasi dari pengapresiasian Jokowi terhadap indahnya sajian tari ini pada perayaan HUT RI ke-72 di Jakarta, tarian daerah ini semakin diusung-usung sebagai kebanggaan khas suku Osing oleh generasi Z sekarang. Tak kalah semangat, putri-putri M3B pun pada peringatan HUT RI kali ini mementaskan tari Jejer Gandrung Menur sekaligus sebagai keikutsertaan mereka pada lomba yang diadakan oleh pemerintah daerah setempat memeriahkan peringatan kemerdekaan Indonesia, diselenggarakan di Lapangan Wirabumi Srono, dan alhamdulillah madrasah dengan julukan ‘Madrasah Terbersih se-Indonesia’ ini berhasil menyabet penghargaan sebagai Juara 1.
Bukan sekedar semangat untuk mengisi kemerdekaan, tapi ngegandrung atau menari Gandrung ini adalah sebagai apresiasi putri M3B mewarisi seni Banyuwangi.
Prestasi putri M3B ini sebagai prasasti karakterisasi pembelajaran yang punya keberpihakan besar terhadap cultural resources Nusantara menjaga jiwa kebhinekatunggalikaan anak bangsa.
Copyright © 2022 – Mtsn 3 Banyuwangi All Rights Reserved.
Made with ❤ by DigitalHost